PENGETAHUAN LISTRIKListrik yang kita kenal dalam kehidupan sehari-hari, berdasarkan kebergantungannya terhadap waktu dapat dibedakan menjadi dua, yaitu listrik AC dan listrik DC. Listrik AC (Alternating Current) memiliki tegangan maupun kuat arus yang merupakan fungsi periodik terhadap waktu, sedangkan listrik DC (dalam hal ini adalah DC halus) tidak merupakan fungsi waktu. Besarnya amplitudo/beda potensial listrik DC merupakan bilangan yang konstan sepanjang waktu apabila komponen rangkaian tidak berubah nilai.
Rangkaian penyearah gelombang di atas adalah suatu rangkaian yang digunakan untuk menyearahkan listrik bolak balik (AC) menjadi listrik searah (DC).Rangkaian penyearah gelombang ini banyak kita temui pada alat alat listrik yang menggunakan listrik DC, seperti televisi, radio, tape recorder, dan alat pengisi muatan listrik (chaeger).
Tenaga Surya
Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Pembangkit listrik tenaga surya adalah ramah lingkungan, dan sangat menjanjikan. Sebagai salah satu alternatif untuk menggantikan pembangkit listrik menggunakan uap (dengan minyak dan batubara).
Sistem energi pembangkti tenaga surya, mengurangi ketergantungan
dunia akan bahan bakar fosil, bayangkan energi gratis dan terus-menerus
yang bersumber dari bumi kita disediakan untuk kebutuhan energi dan
dapat dihandalkan mengurangi pengeluaran daya,
dimana terus menjadi beban dalam kehidupan rumah tangga dan keuntungan bisnis anda.
Menggunakan listrik sendiri dari tenaga surya (mandiri) apakah
memungkinkan? Bukankah PLN sudah menyediakan listrik yang lumayan murah?
Apakah keuntungan menggunakan listrik mandiri?Keuntungan menggunakan listrik mandiri dengan menggunakan solar panel / panel surya:
- Merupakan energi terbarukan yang tidak pernah habis
- Menghemat listrik dalam jangka panjang
- Mengurangi pemanasan global
- Bersih dan ramah lingkungan
- Praktis tidak memerlukan perawatan
- Umur panel surya yang panjang
- Tidak tergantung dengan PLN
- Sangat cocok untuk daerah tropis seperti Indonesia
Karena pembangkit listrik tenaga surya sangat tergantung kepada sinar
matahari, maka perencanaan yang baik sangat diperlukan. Perencanaan
terdiri dari:
- Jumlah daya yang dibutuhkan dalam pemakaian sehari-hari (Watt).
- Berapa besar arus yang dihasilkan solar cells panel (dalam Ampere hour), dalam hal ini memperhitungkan berapa jumlah panel surya yang harus dipasang.
- Berapa unit baterai yang diperlukan untuk kapasitas yang diinginkan dan pertimbangan penggunaan tanpa sinar matahari. (Ampere hour).
Dalam nilai ke-ekonomian, pembangkit listrik tenaga surya memiliki
nilai yang lebih tinggi, dimana listrik dari PT. PLN tidak dimungkinkan,
ataupun instalasi generator listrik bensin ataupun solar.
Komponen-komponen yang diperlukan untuk instalasi listrik tenaga surya, terdiri dari:- Panel surya / solar panel
Solar panel / panel surya mengkonversikan tenaga matahari menjadi listrik. Sel silikon (disebut juga solar cells) yang disinari matahari/ surya, membuat photon yang menghasilkan arus listrik.Sebuah solar cells menghasilkan kurang lebih tegangan 0.5 Volt. Jadi sebuah panel surya 12 Volt terdiri dari kurang lebih 36 sel (untuk menghasilkan 17 Volt tegangan maksimum).Umumnya kita menghitung maksimum sinar matahari yang diubah menjadi tenaga listrik sepanjang hari adalah 5 jam. Tenaga listrik pada pagi – sore disimpan dalam baterai, sehingga listrik bisa digunakan pada malam hari, dimana tanpa sinar matahari. Klik disini untuk melihat produk Panel Surya
- Solar charge controller
Solar charge controller berfungsi mengatur lalu lintas dari solar cell ke baterai dan beban. Alat elektronik ini juga mempunyai banyak fungsi yang pada dasarnya ditujukan untuk melindungi baterai. Klik disini untuk melihat produk Solar Controller
- Inverter
Inverter dalah perangkat elektrik yang mengkonversikan tegangan searah (DC – direct current) menjadi tegangan bolak balik (AC – alternating current). Klik disini untuk melihat produk Inverter
- Baterai
Baterai berfungsi menyimpan arus listrik yang dihasilkan oleh panel surya sebelum dimanfaatkan untuk menggerakkan beban. Beban dapat berupa lampu penerangan atau peralatan elektronik lainnya yang membutuhkan listrik. Klik disini untuk melihat produk Baterai
- Jumlah pemakaian
- Jumlah solar panel
- Jumlah baterai
Saat ini sudah ada lampu hemat energi yang menggunakan DC seperti lampu LED. Bandingkan lampu LED 3 Watt setara dengan Lampu AC 15 Watt.
Kekurangannya adalah:
- Instalasi kabel baru untuk lampu LED
- Biaya pengadaan lampu yang lebih mahal.
- Penggunaan energi yang kecil
- Keandalan lampu LED 10 x lampu standard biasa
- Penggunaan kabel listrik 2 inti.
Lampu AC | Lampu LED | |
Voltage | 220 VAC | 12 VDC |
Watt | 15 Watt | 3 Watt |
Lifetime | 6,000 jam | 50,000 jam |
Harga | ± Rp. 25,000 | ± Rp. 115,000 |
Perhitungan Pembangkit Listrik Tenaga Surya
Perhitungan keperluan daya (perhitungan daya listrik perangkat dapat
dilihat pada label di belakang perangkat, ataupun dibaca dari manual):
Penerangan rumah: 10 lampu CFL @ 15 Watt x 4 jam sehari = 600 Watt hour.- Televisi 21″: @ 100 Watt x 5 jam sehari = 500 Watt hour
- Kulkas 360 liter : @ 135 Watt x 24 jam x 1/3 (karena compressor kulkas tidak selalu hidup, umumnya mereka bekerja lebih sering apabila kulkas lebih sering dibuka pintu) = 1080 Watt hour
- Komputer : @ 150 Watt x 6 jam = 900 Watt hour
- Perangkat lainnya = 400 Watt hour
Jumlah solar cells panel yang dibutuhkan, satu panel kita hitung 100 Watt (perhitungan adalah 5 jam maksimum tenaga surya):
Kebutuhan solar cells panel : (3480 / 100 / 5) = 7 panel surya.Jumlah kebutuhan baterai 12 Volt dengan masing-masing 100 Ah:
Kebutuhan baterai minimun (batere hanya digunakan 50% untuk pemenuhan
kebutuhan listrik), dengan demikian kebutuhan daya kita kalikan 2 x
lipat : 3480 x 2 = 6960 Watt hour = 6960 / 12 Volt / 100 Amp = 6 batere
100 Ah.
Kebutuhan baterai (dengan pertimbangan dapat melayani kebutuhan 3 hari
tanpa sinar matahari) : 3480 x 3 x 2 = 20880 Watt hour =20880 / 12 Volt /
100 Amp = 17 batere 100 Ah.Sumber:
http://solarsuryaindonesia.com/tenaga-surya
GEJALA KORONA
Dibuat untuk
memenuhi sebagian dari syarat-syarat
Mata kuliah
peralatan tegangan tinggi
Disusun Oleh :
Nama : Muhammad Suhaidi
Nim : 1 1 7 0 0 2 0 0 1 3
Prodi
: Teknik Elektro
Bidang
: Arus Kuat
Dosen Pengasuh:
Nazarudin, ST. MT
UNIVERSITAS
ISKANDARMUDA
FAKULTAS
TEKNIK
JURUSAN TEKNIK
ELEKTRO
BANDA
ACEH
2013
A.
Gejala Umum
Dengan
semakin besarnya energi listrik yang disalurkan melalui kawat transmisi, maka
makin tinggi pula kerugiannya, Namun hal ini dapat diminimalkan dengan
menaikkan tegangan dari kawat tersebut. Akan tetapi dengan menaikkan tegangan
kerja transmisi, akan timbul pula faktor-faktor lain yang dahulunya belum
kelihatan dan masih diabaikan.
Adapun faktor-faktor itu diantaranya:
1.
Adanya gejala korona yang semakin
menonjol, yang berakibat adanya kerugian energi dan gangguan RI (radio
interference) yang sifatnya merugikan.
2.
Dengan semakin tingginya tegangan
maka timbul persoalan mengenai isolasi kawat, bentuk tower dan mungkin prosedur
pengoperasiannya yang berbeda.
3.
Timbulnya masalah isolasi pada
alat-alat yang menyebabkan perubahan konstruksi sehingga perlu menyelidiki
lebih lanjut mengenai bahan-bahan isolasi.
Semua hal tersebut diatas, mengakibatkan kenaikan
investasi yang lebih tinggi sehingga diperlukan penyelidikan, penyesuaian
konstruksi, operasi dan lain-lain. Sedangkan persoalan yang akan dibahas disini
hanyalah masalah yang pertama, yaitu timbulnya gejala korona.
B.
Gejala Korona
Elektron yang bebas bergerak diudara umumnya berasal
dari radiasi radio-aktif yang terdapat di alam bebas dan juga dengan adanya
sinar kosmik. Elektron-elektron yang posisinya dekat dengan kawat transmisi
dipengaruhi oleh adanya medan listrik yang menuju ke atau menjauhi kawat
tersebut.
Selama gerakannya ini, elektron yang melewati gradient
medan listrik akan bertubrukkan dengan molekul dari udara, yang kemudian
terjadi ionisasi pada molekul tersebut. Karena adanya ionisasi tersebut, maka
akan terdapat ion positif dan elektron yang bebas, yang akan akan mendorong
terjadinya ionisasi lanjutan. Proses ini berkelanjutan yang kemudian membentuk
banjiran elektron (avalance).
Bilamana banjiran elektron ini melintasi dua kawat
yang sejajar, maka ia akan menyebabkan terjadinya perubahan pembagian gradient
tegangan-tegangan dari udara diantara kedua kawat tersebut dan penataan kembali
dari gradient ini dapat menyebabkan harga tegangannya melampaui kekuatan
(tegangan breakdown) dari udara. Ini akan menyebabkan terjadinya kegagalan dari
sifat isolasi yang dimiliki oleh udara yang terletak disekitarnya.
Bilamana penataan kembali ini hanya menyebabkan
sebagian perubahan potensial gradient dari udara, misalnya hanya daerah sekitar
kawat saja yang mengalami perubahan, maka perubahannya terbatas hanya pada satu
kawat saja.
Oleh karena
itu korona disifatkan sebagai:
“Terjadinya suatu pelepasan muatan yang bermula pada
permukaan dari suatu kawat bila nilai medan listrik pada permukaan kawat itu
melampaui nilai tertentu”
Sedangkan nilai tertentu tersebut adalah harga medan listrik dimana pada saat itu mulai terjadinya pelepasan muatan ke udara sekitarnya. Gejala ini dapat terjadi pada segala macam kawat, tidak peduli seberapa besar diameter kawat tersebut, asalkan diberi tegangan yang cukup tinggi. Didalam prakteknya, hal ini akan terjadi bila tegangan antara kawat fasa melebihi 100 kV. Namun bisa saja pada tegangan dibawah itu dapat terjadi,korona asalkan syarat-syarat untuk terjadinya korona sudah terpenuhi.
Sedangkan nilai tertentu tersebut adalah harga medan listrik dimana pada saat itu mulai terjadinya pelepasan muatan ke udara sekitarnya. Gejala ini dapat terjadi pada segala macam kawat, tidak peduli seberapa besar diameter kawat tersebut, asalkan diberi tegangan yang cukup tinggi. Didalam prakteknya, hal ini akan terjadi bila tegangan antara kawat fasa melebihi 100 kV. Namun bisa saja pada tegangan dibawah itu dapat terjadi,korona asalkan syarat-syarat untuk terjadinya korona sudah terpenuhi.
C. Fenomena
Korona
Korona merupakan proses dimana arus, mungkin diteruskan, muncul dari
sebuah elektroda berpotensial tinggi di dalam sebuah fluida yang netral, dengan
mengionisasi fluida hingga menciptakan plasma di sekitar elektroda. Bila dua
kawat sejajar yang penampangnya kecil dibandingkan dengan jarak antar kawat
tersebut diberi tegangan, maka akan terjadi korona. Pada tegangan yang cukup
rendah tidak terlihat apa-apa, bila tegangan dinaikkan maka akan tejadikorona
secara bertahap. Pertama kali, kawat kelihatan bercahaya yang berwarna ungu
muda, mengeluarkan suara berdesis (hissing) dan berbau ozon. Jika
tegangan dinaikkan terus, maka karakteristik diatas akan terlihat semakin
jelas, terutama pada bagian yang kasar, runcing atau kotor serta cahaya
bertambah besar dan terang. Bila tegangan masih terus dinaikkan akan terjadi
busur api.
Korona bisa bermuatan positif atau negatif. Hal ini ditentukan oleh
polaritas tegangan di elektroda yang kelengkungannya tinggi. Jika elektroda
bemuatan positif berkenaan dengan elektoda rata terciptalah korona positif,
tapi jika negatif yang tercipta adalah korona negatif.
Inception Voltage korona atau tegangan awal korona didefinisikan sebagai tegangan
yang terukur pada saat terjadi lucutan pertama kali saat pengujian dilakukan.
Definisi ini sebagai acuan untuk mendapatkan nilai inception voltage
secara langsung, dikarenakan pada pengujiannya tidak digunakan oscilloscope
untuk mendapatkan sinyal yang menunjukkan awal terjadi korona.
http://acehjayaelektrikal.blogspot.com/p/blog-page_17.html
http://acehjayaelektrikal.blogspot.com/p/blog-page_17.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar