Beberapa wisatawan asing mengendarai gajah akan menyebrangi
sungai, yang merupakan lintaan rute wisata hutan di kawasan Ulu Masen, Darul
Hikmah, Aceh Jaya.
Bagi Anda yang berjiwa petualang, kawasan wisata ini bisa
dijadikan tempat bermanja. Alam yang menawan akan memberi sejuta nuansa surgawi
pegunungan yang menggoda. Tak ada salahnya mencoba menikmatinya di sini. Adalah
Batu Demam, sebuah daerah aliran sungai yang mempesona.
Batu Demam memang belum terlalu
dikenal oleh wisatawan domestik di Aceh. Tetapi, cukup sering didatangi oleh
wisatawan manca Negara. Berlokasi di kaki kawasan ekosistem Ulu Masen, membuat
Batu Demam nyaris tak tersentuh tangan jahil manusia. Aliran sungai yang cukup
deras, selalu menggoda untuk menguji nyali dan keahlian berenang atau bahkan
arung jeram kecil-kecilan.
Batu Demam juga menjadi destinasi
rekreasi bagi warga lokal di permukiman Lam Teungoh, Kecamatan Darul hikmah,
Kabupaten Aceh Jaya. Di sini masyarakat memanfaatkan kemolekan sungai untuk
sekedar mandi, bercengkrama hingga mengail ikan.
"Di sini dengan mudah kita bisa mendapatkan Ikan Keureuling, yakni ikan yang memang menjadi ciri khas sungai pantai barat aceh.
"Di sini dengan mudah kita bisa mendapatkan Ikan Keureuling, yakni ikan yang memang menjadi ciri khas sungai pantai barat aceh.
Jika pengunjung terus beranjak ke
arah hulu, bisa mendapatkan ikan dengan ukuran besar. "Bisa saja seukuran
lengan orang dewasa, dan daging ikan ini memiliki cita rasa yang lezat. Bagi
masyarakat di Kabupaten Aceh Jaya, konon Ikan Keureuling adalah makanan yang
hanya dikonsumsi oleh kaum bangsawan dan raja-raja.
Turun dari tempat pemandian Batu
Demam, kita bisa menemukan lokasi bangunan pondok yang merupakan pos
Conservation Response Unit (CRU) Sarah Deu. Biasanya, di sinilah para wistawan
menginap dan kemudian bisa berjalan menikmati kemolekan hutan di kawasan kaki
Pegunungan Ulu Masen.
Pos CRU ini adalah pos konservasi
gajah. Tak heran jika kita kemudian akan menemukan lima ekor gajah jinak di pos
ini. Selain menjaga keseimbangan hutan, gajah-gajah jinak ini juga bertugas
sebagai 'polisi ' jika ada kawasan gajah liar menyambangi kampung dan penduduk
di desa-desa di kemukiman Ligan.
"Gajah-gajah jinak ini tidak
hanya bekerja mengusir gajah liar di desa-desa yang dekat dengan pos, melainkan
juga hampir diseluruh hutan di kawasan Kabupaten Aceh Jaya. Kawasan ini juga
menjadi kawasan edukasi bagi warga untuk menjaga lingkungannya.
Jangan khawatir, bagi Anda yang
memang senang berjalan-jalan menikmati suasana hutan, pasukan gajah-gajah di
Sarah Deu ini, juga bersedia mengantar para wisatawan untuk mengitari
hutan.
Fasilitas wisata memang belum
dibangun dikawasan ini. Tujuannya, agar lokasi ini terus terjaga secara alami
dan para wisatawan bisa menikmati alam yang benar-benar belum tersentuh.
"Hampir setiap bulan banyak
tamu yang berkunjung. Kebanyakan adalah orang asing. Ada yang dari Australia,
Eropa, dan mereka ingin menikmati hutan, mereka bisa menginap 3 hingga 4 hari
ditempat ini.
Dari Segi Keindahan
Jika anda pecinta keindahan, menunggang
gajah menelusuri setapak di hutan sudut Ulu Masen di Darul Hikmah adalah surga.
Mata termanjakan dengan 'lantai' Ulu Masen yang berwarna-warni yang dipenuhi
anggrek dan umbi-umbian seperti Rizanthes dan Amorphopallus. Bahkan, jika
beruntung bunga Raflesia yang terkenal itu bisa ditemui.
Tak hanya flora, ular phiton dan
kura-kura adalah penghuni tetap hutan Ulu Masen termasuk ratusan spesies burung
yang menjadikan daerah ini taman eden bagi pengamat burung.
Menurut survey Flora & Fauna
International Aceh Programe tahun 2007 setidaknya terdata 189 spesies
burung di Ulu Masen termasuk rangkong, rangkong badak, cucakrawa, raja udang,
ayam hutan, hingga pelatuk.
Sementara menurut Survei Flora
& Fauna International Aceh Programe tahun 2003 macan kumbang, beruang madu,
rusa, tapir, kambing gunung, landak, trenggiling, bajing, siamang, kedih, ungko
lengan putih, monyet ekor panjang, beruk, dan lutung masih menghuni hutan ini.
Dengan semua keindahannya, dua hingga
empat jam mengendarai gajah menelusup setapak Ulu Masen menjadi waktu yang
sangat singkat. Sungguh, karena hanya untuk sekadar berkenalan setidaknya butuh
minimal tiga hari kunjungan.
Kekurangannya
Jalan yang belum
di aspal dan juga sering terjadinya longsor ini karena cutting gunung di atas ruas jalan tersebut yang
cukup tinggi, namun tidak ada penahan tebing sehingga ketika hujan sangat rawan
longsor, tidak hanya itu, konflik satwa
liar kian menjadi-jadi di sana. Gajah liar yang mengamuk di kaki hutan Ulu
Masen khususnya Desa Masen dan Babah Dua, kecamatan Darul Hikmah, Kabupaten
Aceh Jaya, menjadi cerita yang biasa. Belum lagi Harimau Sumatera yang kerap
masuk ke lokasi pemukiman, ini membuat wisata Batu Deman jarang dikunjungi oleh
wisatawan domestik di Aceh.
Akses Jalan Menuju ke Sarah Deu dan Batu Demam
Menuju
kawasan Sarah Deu dan Batu Demam ini memang gampang-gampang susah. Lokasi ini
bisa dijangkau dengan angkutan umum jenis minibus L-300. Sebagian besar
pengunjung selalu menggunakan kendaraan sewaan untuk datang ke sini.
Lokasi
wisata ini berjarak lebih dari 100 kilometer ke arah barat dari pusat Kota
Banda Aceh. Menempuh waktu perjalanan lebih kurang selama 2 jam, Anda akan
menempuh perjalanan tidak akan membosankan karena di sepanjang jalan kita akan
disuguhi pemandangan pegunungan yang berbatas laut biru nan mempesona. Ingin
menguji adrenalin dengan menyusuri hutan bersama hewan bertubuh tambun, silakan
berkunjung ke Sarah Deu dan Batu Demam, Darul Hikmah, Aceh Jaya.
Penulis: Arwiji Satria
Editor : M. Suhaidi
Editor : M. Suhaidi
Kec : Darul Hikmah -
Aceh Jaya