Selasa, 01 Oktober 2013

Wisata Alam



Beberapa wisatawan asing mengendarai gajah akan menyebrangi sungai, yang merupakan lintaan rute wisata hutan di kawasan Ulu Masen, Darul Hikmah, Aceh Jaya.






Bagi Anda yang berjiwa petualang, kawasan wisata ini bisa dijadikan tempat bermanja. Alam yang menawan akan memberi sejuta nuansa surgawi pegunungan yang menggoda. Tak ada salahnya mencoba menikmatinya di sini. Adalah Batu Demam, sebuah daerah aliran sungai yang mempesona. 
Batu Demam memang belum terlalu dikenal oleh wisatawan domestik di Aceh. Tetapi, cukup sering didatangi oleh wisatawan manca Negara. Berlokasi di kaki kawasan ekosistem Ulu Masen, membuat Batu Demam nyaris tak tersentuh tangan jahil manusia. Aliran sungai yang cukup deras, selalu menggoda untuk menguji nyali dan keahlian berenang atau bahkan arung jeram kecil-kecilan. 
Batu Demam juga menjadi destinasi rekreasi bagi warga lokal di permukiman Lam Teungoh, Kecamatan Darul hikmah, Kabupaten Aceh Jaya. Di sini masyarakat memanfaatkan kemolekan sungai untuk sekedar mandi, bercengkrama hingga mengail ikan.

"Di sini dengan mudah kita bisa mendapatkan Ikan Keureuling, yakni ikan yang memang menjadi ciri khas sungai pantai barat aceh.
Jika pengunjung terus beranjak ke arah hulu, bisa mendapatkan ikan dengan ukuran besar. "Bisa saja seukuran lengan orang dewasa, dan daging ikan ini memiliki cita rasa yang lezat. Bagi masyarakat di Kabupaten Aceh Jaya, konon Ikan Keureuling adalah makanan yang hanya dikonsumsi oleh kaum bangsawan dan raja-raja.
Turun dari tempat pemandian Batu Demam, kita bisa menemukan lokasi bangunan pondok yang merupakan pos Conservation Response Unit (CRU) Sarah Deu. Biasanya, di sinilah para wistawan menginap dan kemudian bisa berjalan menikmati kemolekan hutan di kawasan kaki Pegunungan Ulu Masen.
Pos CRU ini adalah pos konservasi gajah. Tak heran jika kita kemudian akan menemukan lima ekor gajah jinak di pos ini. Selain menjaga keseimbangan hutan, gajah-gajah jinak ini juga bertugas sebagai 'polisi ' jika ada kawasan gajah liar menyambangi kampung dan penduduk di desa-desa di kemukiman Ligan.
"Gajah-gajah jinak ini tidak hanya bekerja mengusir gajah liar di desa-desa yang dekat dengan pos, melainkan juga hampir diseluruh hutan di kawasan Kabupaten Aceh Jaya. Kawasan ini juga menjadi kawasan edukasi bagi warga untuk menjaga lingkungannya.
Jangan khawatir, bagi Anda yang memang senang berjalan-jalan menikmati suasana hutan, pasukan gajah-gajah di Sarah Deu ini, juga bersedia mengantar para wisatawan untuk mengitari hutan. 
Fasilitas wisata memang belum dibangun dikawasan ini. Tujuannya, agar lokasi ini terus terjaga secara alami dan para wisatawan bisa menikmati alam yang benar-benar belum tersentuh. 
"Hampir setiap bulan banyak tamu yang berkunjung. Kebanyakan adalah orang asing. Ada yang dari Australia, Eropa, dan mereka ingin menikmati hutan, mereka bisa menginap 3 hingga 4 hari ditempat ini.


Dari Segi Keindahan

Jika anda pecinta keindahan, menunggang gajah menelusuri setapak di hutan sudut Ulu Masen di Darul Hikmah adalah surga. Mata termanjakan dengan 'lantai' Ulu Masen yang berwarna-warni yang dipenuhi anggrek dan umbi-umbian seperti Rizanthes dan Amorphopallus. Bahkan, jika beruntung bunga Raflesia yang terkenal itu bisa ditemui.
Tak hanya flora, ular phiton dan kura-kura adalah penghuni tetap hutan Ulu Masen termasuk ratusan spesies burung yang menjadikan daerah ini taman eden bagi pengamat burung.
Menurut survey Flora & Fauna International Aceh Programe  tahun 2007 setidaknya terdata 189 spesies burung di Ulu Masen termasuk rangkong, rangkong badak, cucakrawa, raja udang, ayam hutan, hingga pelatuk.
Sementara menurut Survei Flora & Fauna International Aceh Programe tahun 2003 macan kumbang, beruang madu, rusa, tapir, kambing gunung, landak, trenggiling, bajing, siamang, kedih, ungko lengan putih, monyet ekor panjang, beruk, dan lutung masih menghuni hutan ini.
Dengan semua keindahannya, dua hingga empat jam mengendarai gajah menelusup setapak Ulu Masen menjadi waktu yang sangat singkat. Sungguh, karena hanya untuk sekadar berkenalan setidaknya butuh minimal tiga hari kunjungan.


Kekurangannya

Jalan yang belum di aspal dan juga sering terjadinya longsor ini karena cutting gunung di atas ruas jalan tersebut yang cukup tinggi, namun tidak ada penahan tebing sehingga ketika hujan sangat rawan longsor, tidak hanya itu, konflik satwa liar kian menjadi-jadi di sana. Gajah liar yang mengamuk di kaki hutan Ulu Masen khususnya Desa Masen dan Babah Dua, kecamatan Darul Hikmah, Kabupaten Aceh Jaya, menjadi cerita yang biasa. Belum lagi Harimau Sumatera yang kerap masuk ke lokasi pemukiman, ini membuat wisata Batu Deman jarang dikunjungi oleh wisatawan domestik di Aceh.

Akses Jalan Menuju ke Sarah Deu dan Batu Demam

Menuju kawasan Sarah Deu dan Batu Demam ini memang gampang-gampang susah. Lokasi ini bisa dijangkau dengan angkutan umum jenis minibus L-300. Sebagian besar pengunjung selalu menggunakan kendaraan sewaan untuk datang ke sini. 

Lokasi wisata ini berjarak lebih dari 100 kilometer ke arah barat dari pusat Kota Banda Aceh. Menempuh waktu perjalanan lebih kurang selama 2 jam, Anda akan menempuh perjalanan tidak akan membosankan karena di sepanjang jalan kita akan disuguhi pemandangan pegunungan yang berbatas laut biru nan mempesona. Ingin menguji adrenalin dengan menyusuri hutan bersama hewan bertubuh tambun, silakan berkunjung ke Sarah Deu dan Batu Demam, Darul Hikmah, Aceh Jaya. 


Penulis: Arwiji Satria
Editor  : M. Suhaidi
Kec     : Darul Hikmah - Aceh Jaya


Tidak ada komentar:

Posting Komentar