GEJALA KORONA
Dibuat untuk
memenuhi sebagian dari syarat-syarat
Mata kuliah
peralatan tegangan tinggi
Disusun Oleh :
Nama : Muhammad Suhaidi
Nim : 1 1 7 0 0 2 0 0 1 3
Prodi
: Teknik Elektro
Bidang
: Arus Kuat
Dosen Pengasuh:
Nazarudin, ST. MT
UNIVERSITAS
ISKANDARMUDA
FAKULTAS
TEKNIK
JURUSAN TEKNIK
ELEKTRO
BANDA
ACEH
2013
A.
Gejala Umum
Dengan
semakin besarnya energi listrik yang disalurkan melalui kawat transmisi, maka
makin tinggi pula kerugiannya, Namun hal ini dapat diminimalkan dengan
menaikkan tegangan dari kawat tersebut. Akan tetapi dengan menaikkan tegangan
kerja transmisi, akan timbul pula faktor-faktor lain yang dahulunya belum
kelihatan dan masih diabaikan.
Adapun faktor-faktor itu diantaranya:
1.
Adanya gejala korona yang semakin
menonjol, yang berakibat adanya kerugian energi dan gangguan RI (radio
interference) yang sifatnya merugikan.
2.
Dengan semakin tingginya tegangan
maka timbul persoalan mengenai isolasi kawat, bentuk tower dan mungkin prosedur
pengoperasiannya yang berbeda.
3.
Timbulnya masalah isolasi pada
alat-alat yang menyebabkan perubahan konstruksi sehingga perlu menyelidiki
lebih lanjut mengenai bahan-bahan isolasi.
Semua hal tersebut diatas, mengakibatkan kenaikan
investasi yang lebih tinggi sehingga diperlukan penyelidikan, penyesuaian
konstruksi, operasi dan lain-lain. Sedangkan persoalan yang akan dibahas disini
hanyalah masalah yang pertama, yaitu timbulnya gejala korona.
B.
Gejala Korona
Elektron yang bebas bergerak diudara umumnya berasal
dari radiasi radio-aktif yang terdapat di alam bebas dan juga dengan adanya
sinar kosmik. Elektron-elektron yang posisinya dekat dengan kawat transmisi
dipengaruhi oleh adanya medan listrik yang menuju ke atau menjauhi kawat
tersebut.
Selama gerakannya ini, elektron yang melewati gradient
medan listrik akan bertubrukkan dengan molekul dari udara, yang kemudian
terjadi ionisasi pada molekul tersebut. Karena adanya ionisasi tersebut, maka
akan terdapat ion positif dan elektron yang bebas, yang akan akan mendorong
terjadinya ionisasi lanjutan. Proses ini berkelanjutan yang kemudian membentuk
banjiran elektron (avalance).
Bilamana banjiran elektron ini melintasi dua kawat
yang sejajar, maka ia akan menyebabkan terjadinya perubahan pembagian gradient
tegangan-tegangan dari udara diantara kedua kawat tersebut dan penataan kembali
dari gradient ini dapat menyebabkan harga tegangannya melampaui kekuatan
(tegangan breakdown) dari udara. Ini akan menyebabkan terjadinya kegagalan dari
sifat isolasi yang dimiliki oleh udara yang terletak disekitarnya.
Bilamana penataan kembali ini hanya menyebabkan
sebagian perubahan potensial gradient dari udara, misalnya hanya daerah sekitar
kawat saja yang mengalami perubahan, maka perubahannya terbatas hanya pada satu
kawat saja.
Oleh karena
itu korona disifatkan sebagai:
“Terjadinya suatu pelepasan muatan yang bermula pada
permukaan dari suatu kawat bila nilai medan listrik pada permukaan kawat itu
melampaui nilai tertentu”
Sedangkan nilai tertentu tersebut adalah harga medan listrik dimana pada saat itu mulai terjadinya pelepasan muatan ke udara sekitarnya. Gejala ini dapat terjadi pada segala macam kawat, tidak peduli seberapa besar diameter kawat tersebut, asalkan diberi tegangan yang cukup tinggi. Didalam prakteknya, hal ini akan terjadi bila tegangan antara kawat fasa melebihi 100 kV. Namun bisa saja pada tegangan dibawah itu dapat terjadi,korona asalkan syarat-syarat untuk terjadinya korona sudah terpenuhi.
Sedangkan nilai tertentu tersebut adalah harga medan listrik dimana pada saat itu mulai terjadinya pelepasan muatan ke udara sekitarnya. Gejala ini dapat terjadi pada segala macam kawat, tidak peduli seberapa besar diameter kawat tersebut, asalkan diberi tegangan yang cukup tinggi. Didalam prakteknya, hal ini akan terjadi bila tegangan antara kawat fasa melebihi 100 kV. Namun bisa saja pada tegangan dibawah itu dapat terjadi,korona asalkan syarat-syarat untuk terjadinya korona sudah terpenuhi.
C. Fenomena
Korona
Korona merupakan proses dimana arus, mungkin diteruskan, muncul dari
sebuah elektroda berpotensial tinggi di dalam sebuah fluida yang netral, dengan
mengionisasi fluida hingga menciptakan plasma di sekitar elektroda. Bila dua
kawat sejajar yang penampangnya kecil dibandingkan dengan jarak antar kawat
tersebut diberi tegangan, maka akan terjadi korona. Pada tegangan yang cukup
rendah tidak terlihat apa-apa, bila tegangan dinaikkan maka akan tejadikorona
secara bertahap. Pertama kali, kawat kelihatan bercahaya yang berwarna ungu
muda, mengeluarkan suara berdesis (hissing) dan berbau ozon. Jika
tegangan dinaikkan terus, maka karakteristik diatas akan terlihat semakin
jelas, terutama pada bagian yang kasar, runcing atau kotor serta cahaya
bertambah besar dan terang. Bila tegangan masih terus dinaikkan akan terjadi
busur api.
Korona bisa bermuatan positif atau negatif. Hal ini ditentukan oleh
polaritas tegangan di elektroda yang kelengkungannya tinggi. Jika elektroda
bemuatan positif berkenaan dengan elektoda rata terciptalah korona positif,
tapi jika negatif yang tercipta adalah korona negatif.
Inception Voltage korona atau tegangan awal korona didefinisikan sebagai tegangan
yang terukur pada saat terjadi lucutan pertama kali saat pengujian dilakukan.
Definisi ini sebagai acuan untuk mendapatkan nilai inception voltage
secara langsung, dikarenakan pada pengujiannya tidak digunakan oscilloscope
untuk mendapatkan sinyal yang menunjukkan awal terjadi korona.
tq...gan atas ilmunya
BalasHapus